Kamis, 06 Juni 2013

// // 2 comments

Ini untuk teman baik ku...

Begitu aku sadar,aku mendapati diriku terikat disebuah kursi besi didalam sebuah ruangan yang kupikir menyerupai sebuah Laboratorium.Mataku mengerjap,berusaha membuat semuanya terlihat jelas.Diam-diam aku merasa ada sebuah benda aneh yang sepertinya terpasang diatas kepalaku.Aku tidak bisa melihat dengan jelas benda seperti apa itu,yang aku rasakan hanya seperti ada sedikit rasa panas dikepalaku.Dan aku yakin,benda itulah yang menjadi penyebabnya.

 Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka,satu sosok berpakaian putih menghampiriku.Aku tidak mengenalnya.Bahkan,kalaupun saja dia mendekatkan wajahnya 10 senti meter saja didepan wajahku,aku tetap saja tidak bisa mengenalnya.Itu bukan karena aku sepeti tidak mengenalnya,tapi karena aku memang belum pernah melihatnya.Saat sosok itu menatapku,aku seperti bisa merasakan bagaimana rasanya menyentuh benda-benda logam diruangan itu,tanpa harus benar-benar menyentuhnya.Seketika itu juga aku seperti diingatkan dengan profesor-profesor sinting di film-film Amerika yang 'memaksa merubah dunia'dengan kejeniusannya.
  
 "Aku profesor Mike"katanya kemudian tanpa melihat kearahku.Tangan nya seperti sibuk mencari sesuatu diatas meja yang tepat berada dihadapanku.
 "Profesor Mike?"Pikirku.
Dibanding seorang profesor,nama itu lebih menyerupai nama personel boyband,pikirku.

Tapi akhirnya,aku mencoba untuk tidak memikirkan apa-apa.Siapa tahu,sosok itu sebelumnya telah 'menanamkan' semacam alat dikepalaku yang akan membuat dia mampu membaca semua yang ada dalam pikiranku.

Kalau saja dia tahu aku memikirkan lelucon tentangnya,mungkin yang perlu dia lakukan hanyalah memencet tombol-tombol dimeja pojok itu,lalu kemudian dia bilang "Hey,yang diatas kepalamu itu bukan sosis raksasa,tapi jarum jahit raksasa".Jadi,aku memutuskan untuk diam saja,bahkan otak ku pun seperti aku paksa untuk tidak memirkan apa-apa.

 Aku lihat,dia seperti menemukan apa yang tadi dia cari.Dia berjalan kearahku.Ditangan nya sekarang kulihat sebuah benda menyerupai plat besi tipis yang sepertinya akan.......terpasang melingkar dikepalaku!.Dugaanku benar!.Aku mulai merasa gelisah,merasa hal yang buruk akan segera terjadi terhadapku.Rasa dingin dari benda itu seperti menjalar disekeliling kepalaku.Semuanya jadi terasa semakin horror!!! 

"Apa yang akan kamu lakukan?"Kataku mulai cemas 
"Berusaha membuatnya menjadi lebih baik untukmu"
 "Tidak ada yang lebih baik bagiku selain keluar dari tempat ini!"

.Mendengar kata-kata ku,dia hanya tersenyum kecut,melangkah kesudut ruangan itu,lalu mulai terlihat sibuk dengan tombol-tombol itu.Aku rasa,keringat dingin perlahan seperti mulai menjalari tubuhku.

Seperti di film-film,saat profesor sinting itu terlihat sibuk memijit tombol-tombol,seharusnya ada sosok yang mencoba mendobrak pintu,memecahkan kaca,atau bahkan mungkin datang dengan mendobrak tembok lalu berteriak "tenanglah,aku akan menyelamatkanmu!".Tapi aku sekarang??hanya semenit,aku masih berharap ada sesuatu yang terjadi dengan pintu itu.Semenit berikutnya,aku merasa tidak ada lagi yang perlu ditunggu. 

"Katakan saja,seseorang yang seharusnya tidak aku hapus dari ingatan mu"Dia menatapku tajam.
 "Apakah kamu merasa tidak perlu memberiku pilihan?"tanyaku Dia menggeleng,lalu dengan sinis tersenyum kearahku 
"Tidak,lagipula sepertinya aku sudah mengetahuinya" 

Benarkan dugaanku,sepertinya profesor sinting ini bisa membaca apa yang ada dalam pikiranku.Tapi kalau sebenarnya tidak?Astaga,aku mulai cemas.Heyy,bagaimana kalau yang ada dalam pikiran nya adalah ibu kost ku?.Tentu saja,itu adalah jawaban teramat buruk untuk "seseorang yang seharusnya tidak aku hapus dari ingatan ku". 

Tiba-tiba benda diatas kepalaku seperti mulai bergerak,berdesir,lalu seperti berdenging.Berikutnya,aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.Begitu aku tersadar,aku melihat sosok itu duduk dikursi dihadapanku.Kali ini,dengan tanpa kaca mata tebalnya.Ia menatapku.
 "Siapa dia?"
 "Teman baik ku"jawabku dengan kepala yang masih terasa pusing. 
"Mengapa kamu memilihnya?"
 "Karena dia teman baik ku" 
"Kamu tidak berpikir tentang orang tua mu?"tanya nya. 
"Apakah kamu akan merasa bahwa eksperimen mu gagal kalau saat ini aku bilang bahwa aku juga masih bisa mengingat orang tuaku?" Dia menatapku sebentar.Jelas sekali,dia terlihat gusar.
 "Siapa nama dia?"tanya nya kemudian.
 "Nina!"Jawabku pendek
 "Apa yang kamu ingat dari dia?"
 "Semua tentang hal baik,dan aku tidak menemukan hal yang buruk tentang dia"
 "Tidak ada sedikitpun hal buruk?" Aku menggeleng
 "Beri aku waktu beratus-ratus hari untuk memastikan jawaban itu,dan pastinya jawabanku akan selalu tetap sama"Kataku.
 "Apa cerita yang kamu punya tentang Nina?"
 "Dia mengenalku,tahu kekuranganku,namun aku yakin dia tetap menyayangiku"
 "Lalu?"
 "Terlalu banyak cerita tentang dia.Tapi satu yang aku ingat,pagi-pagi sekali,dia pernah datang ke kosant ku,membangunkanku,menyuruhku mandi,lalu memesankanku nasi kuning,lalu sesudahnya kami berdua menikmati nasi kuning itu.Bahkan,seseorang yang aku sayangi pun tidak mampu melakukan itu.Saat tahu aku sakit,dia bahkan membawakan makanan yang dia masak sendiri,sementara teman-temanku yang lain memilih mencarinya dari supermarket."
 "Kamu tidak berpikir bahwa dia mungkin saja menyukaimu?"katanya kemudian. 
"Tidak!"
 "Kenapa kamu bisa begitu yakin?"
 "Aku tidak bermaksud untuk tidak percaya diri,aku hanya merasa aku bukan type yang dia cari" "Yakin?"tanya nya. 
"Yakin!"
"Aku hanya ingin mengatakan,perempuan kadang mampu membuatnya jadi teramat kecil.Kamu bahkan mungkin akan memerlukan sebuah 'mikroskop'untuk melihatnya" 
"Tidak,aku tidak pernah berpikir seperti itu"
 "Baiklah"Profesor itu tersenyum"Aku sekarang mungkin akan membuatnya menjadi sedikit lebih mudah.Apakah kamu pernah menyukainya?"tanyanya kepadaku
 "Sebagian temanku pernah menggodaku tentang kemungkinan itu"jawabku 
"Lalu?" "
"Aku hanya memilih untuk tidak 'mencoba macam-macam'"
 "Kalian sepertinya sangat memahami satu sama lain" 
"Tentu saja"jawabku
 "Kamu tahu?seperti yang Nietzsche bilang,bukan karena kurangnya cinta yang membuat sebuah pernikahan menjadi tidak bahagia,tapi karena kurangnya 'persahabatan' yang jadi penyebabnya"
 "Menurutku,itu berlebihan.Kupikir tidak selalu harus seperti itu"tukasku 
"Baiklah,aku sementara akan meninggalkanmu!"Dia siap-siap beranjak dari kursi itu.
 "Hey,lepaskan aku!"teriakku
 "Tidak,sepertinya ada yang harus aku perbaiki dengan alat itu.Jadi,tunggulah beberapa hari"Dia menunjuk alat besi yang ada dikepalaku.

Dia membuka pintu,lalu kemudian mengunci ku seorang diri diruangan itu. Aku hanya bisa duduk dengan pasrah sambil berdo'a,kalau nanti profesor sinting itu kembali,lalu memperbaiki alat dikepalaku,semoga aku akan tetap bisa mengatakan "Apakah kamu akan merasa bahwa eksperimen mu gagal kalau saat ini aku bilang bahwa aku juga masih bisa mengingat orang tuaku?"

 (to: Nina,sorry yaaa...photo yang dari facebook nya,diambil tanpa ijin.Abisnya bingung mo bikin postingan tentang apa,ya udah deh bikin postingan tentang Nina aja,hehehe..ga apa-apa ya,Nin?.Oya,salam buat si abang nya ya :-) )

2 komentar: